Jumat, 09 November 2012

ANTARA RIDHO ALLAH DENGAN RIDHO BUNDA TERCINTA

‎... ANTARA RIDHO ALLAH DENGAN RIDHO BUNDA TERCINTA ...



Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... Imam Ibnul Jauzi berkata, ‘Abdullah bin Zaid bn Aslam menyampaikan kepadaku dari ayahnya dari kakeknya yaitu Aslam, ia berkata:

“Ketika aku bersama ‘Umar bin Khoththob sedangkan beliau sedang melakukan pengawasan pada malam hari di Madinah, maka beliaupun merasa lelah, lalu bersandar di sisi sebuah dinding ditengah malam.

Tiba-tiba ada seorang wanita yang berkata kepada anaknya, “Wahai anakku, pergilan kepada susu itu, dan campurlah dengan air!”

Anak perempuan itu menjawab, “Wahai ibuku, apakah engkau tidak mengetahui apa yang telah ditetapkan oleh Amirul Mukminin pada hari ini?”

Sang Ibu menjawab, “Apakah yang telah ditetapkan oleh beliau, wahai anakku?”

Anak itu menjawab, “Sesungguhnya beliau telah memerintahkan seorang penyerunya, lalu dia menyerukan bahwasanya susu tidak boleh dicampur dengan air.”

Sang Ibu menjawab, “Wahai anakku, pergilah kepada susu itu dan campurlah dengan air! Sesungguhnya engkau berada di suatu tempat yang mana ‘Umar tidak melihatmu, demikian juga penyerunya tidak melihatmu!”

Anak perempuan itu menjawab, “Wahai ibuku, Demi Alloh, tidaklah aku menaatinya di hadapan khalayak ramai, lalu aku durhaka kepadanya saat sedang menyendiri.”

‘Umar mendengar semua itu.

Maka beliau berkata, “Wahai Aslam, berilah tanda pada pintu itu dan ketahuilah posisinya!”

Kemudian beliau berlalu dalam melakukan ronda malamnya.

Ketika pagi hari, beliau berkata, “Wahai Aslam, berlalulah menuju kepada tempat itu! Lihatlah siapakah wanita yang mengatakan itu! Dan siapakah wanita yang diajak bicara itu, apakah dia telah memiliki suami?”

Lalu akupun (yaitu Aslam) mendatangi tempat tersebut dan melihatnya, ternyata dia adalah seorang wanita ayyim yang tidak memiliki suami, dan wanita itu adalah ibunya dan keduanya tidak memiliki suami.

Lalu aku mendatangi ‘Umar bin Khoththob dan memberitahukan tentang hal tersebut. Lalu ‘Umar memanggil anak laki-lakinya, dan mengumpulkan mereka.

‘Umar berkata, “Apakah di antara kalian ada yang membutuhkan seorang wanita sehingga aku akan menikahkannya dengannya? Sekiranya ayah kalian membutuhkan wanita, tentu tidak ada seorang pun di antara kalian yang dapat mendahuluinya untuk mendapatkan wanita itu!”

‘Abdullah berkata, “Aku telah memiliki istri.”
‘Abdurrohman berkata, “Aku telah memiliki istri.”

‘Ashim berkata, “Wahai ayahku, aku tidak memiliki istri, maka nikahkanlah aku dengannya.”

Lalu beliau mengutus kepada wanita tersebut, dan menikahkannya dengan ‘Ashim, lalu dari ‘Ashim tersebut melahirkan seorang anak perempuan, lalu wanita tersebut melahirkan anak perempuan, dan anak perempuan ini melahirkan ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz rahimahullah.”

Kemudian Imam Ibnul Jauzi mengomentari tentang kebenaran riwayat tersebut dengan mengatakan, “Demikianlah yang ada dalam riwayat al-Ajurri, aku tidak tahu, dari siapakah kesalahannya. Yang benar adalah, “Wanita itu melahirkan seorang anak perempuan, lalu ia melahirkan ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz. Demikianlah para ulama menisbatkannya, sebagaimana telah kami sebutkan dari Muhammad bin Sa’d dan lain-lain.”

(Siroh wa Manaqib ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz, al-Kholiifah az-Zaahid, hal.10.11, karya Imam Ibnul Jauzi(w.597 H), ta’liq dan syarah (dikomentari dan dikoreksi) oleh Nu’aum Zarzur, Darul Kutub Ilmiyyah, Beirut, Cet.1, 1404/1984)

*****
Semoga kita dapat mengambil pengetahuan yang bermanfaat dan bernilai ibadah ..

Wabillahi Taufik Wal Hidayah, ...

Salam Terkasih ..
Dari Sahabat Untuk Sahabat ...

... Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci ...

Semoga bermanfaat dan Dapat Diambil Hikmah-Nya ...
Silahkan DICOPAS atau DI SHARE jika menurut sahabat note ini bermanfaat ....

#BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI#

0 komentar:

Posting Komentar

Jika terjadi kesalahan dan kekurangan disana-sini dalam catatan ini ... Itu hanyalah dari kami ... dan kepada Allah SWT., kami mohon ampunan ...

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More